Kiri Hijau Kanan Merah : Kisah Munir, Masa Kecil Hingga DiRacun Di Udara


source: Yt WatchDoc Documentary
Source: Yt WatchDoc Documentary

Film dokumenter ini menceritakan tentang kehidupan Munir sejak ia mengenyam bangku Sekolah Dasar, sampai menghembuskan nafas terakhirnya ketika ingin melanjutkan pendidikannya ke Belanda. Munir Lahir di Malang, 8 Desember 1965. Di bangku SD Munir pernah mendapatkan nilai rendah, untuk mata pelajaran bahasa inggrisnya pernah mendapatkan nilai 5, dan bahkan pringkatnya pernah ada di 180-200. Semasa kuliah, ia aktif dalam berbagai organisasi, ia mendapatkan gelarnya SH-nya di Universitas Brawijaya. Meskipun ia aktif dalam berbagai organisasi, ia tidak pernah berdiri diatas nama kelompoknya. Ia juga membantu pemerintah dalam tim investigasi dan tim penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU). 

Kasus-kasus besar pun ia pernah tangani, contohnya seperti Marsinah, Timor Timur, Tragedi Tanjung Priok, Penculikan 24 orang tahun 1998, Semanggi 1&2, Kasus di Aceh sampai Papua. Memang dari awal ia sering melakukan kajian kepada buruh-buruh terkait tentang kesejahteraan buruh, yang sampai akhirnya ia membantu berbagai kasus tentang HAM di Indonesia. Karena keberaniannya ini Munir mendapatkan berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri, beberapa penghargaanya seperti The Right Livelihood Award, dan Man of The Year 1998 versi majalah UMMAT. 

Munir wafat pada tanggal 7 September 2004, di Pesawat Garuda menuju Amsterdam Belanda. Munir kesana dalam rangka melanjutkan pendidikannya ke Universitas Utrecht. Dalam kasus kematiannya ditetapkan seorang Pilot garuda yang sedang cuti, dan dalam satu pesawat yang sama. Ia bernama Pollycarpus Budihari Priyanto, ia membunuh Munir dengan menaruh racun Arsenik ke dalam minumannya Munir. Tapi meskipun begitu kasus kematiannya masih menjadi misteri dan masih menyisakan tanda tanya yang sangat besar, yaitu siapa dalang sebenarnya dari kematian Munir ini.

Film ini sudah sangat baik, mulai dari tokoh-tokohnya, alur, dan jalan cerita. Kita bisa melihat sosok munir dari berbagai sudut pandang orang disekitarnya, seperti guru sekolah, teman seperjuangan, dosen, penjual tiket pesawat saat penerbangan terakhirnya, hingga penyanyi idola Munir sendiri yaitu Iwan Fals.

Dari film ini kita akan selalu diingatkan tentang bagaimana perjuangan Munir dalam menegakan HAM, dan semoga kita generasi selanjutnya masih mempunyai jiwa-jiwa seperti Munir ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menolak Diam: Perlawanan Praktik Korupsi Di Lingkungan Sekolah