Film KTP: Kejawen, Birokrasi, dan Solidaritas di Indonesia

image by: Yt BPMTP

 Mas Darno, petugas dari kecamatan yang sedang mendata masyarakat untuk membuat kartu sehat manula di daerah terpencil, di desa Rojoalas. Setibanya di rumah Mbah Karsono, mulanya semua berjalan dengan lancar saat mengisi nama lengkap, tanggal lahir, dan usia. Sampai dibuat bingung saat ingin mengisi data pada kolom agama, karena mbah Karsono menjawabnya dengan agama Kejawen. Padahal dalam formulir tersebut hanya mencantumkan 6 agama resmi di Indonesia, mas Darno membujuk mbah Karsono untuk pura-pura memilih salah satu agama tapi si Mbah masih tetap kekeh pada kepercayaan, hingga datanglah tetangganya dan mas Darno meminta bantuan tetangganya untuk membujuk si Mbah, namun si Mbah tetap tidak mau. Sampai akhirnya semua ketua di Desa tersebut datang untuk membujuk Mbah Karsono namun apalah daya semua sia-sia karena Mbah Karsono tetap tidak mau. Akhirnya dengan mufakat, warga sekitar mau membantu Mbah Karsono jika suatu saat terjadi sesuatu pada Mbah Karsono. Dan Mas Darno pun pulang dengan tenang.

 KTP ini merupakan film pendek yang rilis di tahun 2016 dan langsung viral pada tahun itu. Film ini menceritakan tentang rumitnya birokrasi yang terjadi saat pembuatan kartu identitas bagi masyarakat Indonesia yang begitu plural, terutama di kolom agama. Pada saat film ini dibuat, hanya enam agama yang bisa ditulis di kolom KTP sehingga menimbulkan konflik bagi pemeluk agama lokal yang jumlahnya sangat banyak. Film tersebut juga menyindir relevansi kolom agama di kolom KTP yang kita ketahui seringkali justru menimbulkan diskriminasi. Dalam film ini juga mengajarkan kita tentang bagaimana sikap saling menghormati sesama manusia, dan saling membantu terhadap orang sekitar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menolak Diam: Perlawanan Praktik Korupsi Di Lingkungan Sekolah